Selasa, 11 Desember 2012

Seminar Nasional dan Sosialisasi Membangun Budaya Digital di Perguruan Tinggi

(4/12/2012) Pusat Komputer dan Sistem Informatika (PKSI) UIN Sunan Kalijaga adakan Seminar nasional dengan tema "Digital Lifestyle Experience for Higher Education". Acara  ini diadakan digedung Convention Hall dan dihadiri oleh mahasiswa, dosen, karyawan dan masyarakat umum. Seminar ini dibuka langsung oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. H. Musa Asy'arie dengan Gong Digital. Menurut Ketua PKSI, Agung Fatmanto, Ph.D., kegiatan ini diadakan sebagai komitmen UIN Sunan Kalijaga dalam mewudkan kampus digital dan sebagai upaya membangun budaya  digital di perguruan tinggi. “ Di era globalisassi saat ini, perguruan tinggi harus memaksimalkan pengunaan tekhnologi digital, mengingat perkembangan arus informasi yang begitu pesatnya, hal ini sebagai imbas dari kemajuan dunia digital yang terjadi saat ini. Penerapan teknologi digital juga harus dibarengi dengan peningkatan pengetahuan teknologi komputerisasi bagi seluruh civitas kampus, baik dosen, pegawai dan mahasiswanya, agar menjadi sinergisitas”, tutur Agung Fatmanto yang juga dosen pada Fakultas Sains dan Teknologi. Dalam seminar ini menghadirkan Ryan Fabella (Client Software Architec IBM), Pepita Gunawan (Indonesian Google Southeast Asia dan Agung Fatmanto, Ph.D. sebagai pembicara.
Dalam sambutannya Musa Asyarie menyampaikan bahwa, UIN Sunan Kalijaga akan senantiasa mengembangkan kampus menuju kampus digital, karena, dengan penerapan teknologi digital, semua akses informasi akan menjadi mudah. Perkembangan teknologi yang begitu pesat seharusnya kita manfaatkan dan direspons secara positif, jangan sampe dengan perkembangan itu kita malah menjadi keblinger. “ Saat ini kita sudah dikuasai oleh dunia ‘kotak’, karena sebagian besar alat teknologi yang kita gunakan berbentuk kotak, PC, Monitor, PC Tablet, HP, Laptop semuanya berbentuk kotak. Melihat hal ini, kita jangan sampai dikotak-kotakkan oleh barang ‘kotak’ ini. Karena dengan barang ‘kotak’ ini individualisme akan semakin meningkat, untuk itu filter dalam penggunaan teknologi di era digital ini sangat penting”, tutur Musa.
“ Dalam acara ini juga dihadiri oleh delegasi PTAIN se-Indonesia dan delegasi pusat komputer Perguruan Tinggi dan civitas Mahasiswa se-DIY ”, tambah Agung. *(Doni Tri W-Humas UIN Suka)

Rabu, 14 November 2012

Hukum-Hukum Seputar Puasa Muharram
Alhamdulillah pada saat ini kita telah berada di bulan Muharram, salah satu bulan dari empat bulan yang memiliki kehormatan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana yang dikhabarkan oleh Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam dalam sabda beliau: “Sesungguhnya zaman telah berputar kembali seperti bentuknya ketika Allah menciptakan langit-langit dan bumi, satu tahun itu 12 bulan dan di antaranya ada 4 bulan haram (yang memiliki kehormatan), 3 bulan (di antaranya) berturut-turut : Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah, Muharram dan bulan Rajabnya Mudhor yang berada antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dan bulan ini juga merupakan salah satu dari beberapa bulan yang Allah Ta’ala telah menurunkan syariat puasa khusus di dalamnya yaitu puasa yang kita kenal bersama dengan nama puasa asyura. Karena itu pada pembahasan kali ini, kami akan mengangkat beberapa hukum seputar puasa Asyuro, semoga kaum muslimin sekalian bisa mendapatkan ilmu dan pelajaran tentangnya sebelum terjun melaksanakannya.
1. Dalil-Dalil Tentang Disyari’atkannya.
a.  Hadits Aisyah radhiallahu ‘anha beliau berkata, “Dulu pada hari Asyuro, orang-orang Quraisy berpuasa padanya di masa jahiliyah dan adalah Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam dulu juga berpuasa padanya. Tatkala beliau berhijrah ke Madinah, beliau berpuasa padanya dan memerintahkan (manusia) untuk berpuasa padanya. Dan tatkala (puasa) ramadhan diwajibkan beliaupun meninggalkan (puasa) hari Asyuro. Maka (semenjak itu) siapa saja yang ingin (berpuasa padanya) maka dia berpuasa dan siapa saja yang ingin (untuk tidak berpuasa) maka dia meninggalkannya”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
b. Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma beliau berkata, “Nabi datang (hijrah) ke Madinah dan beliau mendapati orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyuro`, maka beliau bertanya: “Apa ini?”, mereka (orang-orang Yahudi) menjawab: “Ini adalah hari baik, ini adalah hari Allah menyelamatkan Bani Isra`il dari musuh mereka maka Musa berpuasa padanya”, beliau bersabda : “Kalau begitu saya lebih berhak dengan Musa daripada kalian” maka beliaupun berpuasa dan memerintahkan (manusia) untuk berpuasa”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
c. Hadits Jabir bin Samurah radhiallahu ‘anhuma, beliau berkata, “Adalah Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami untuk berpuasa pada hari ‘Asyuro`, memotivasi dan mengambil perjanjian dari kami di sisi beliau, tatkala telah diwajibkan (puasa) Ramadhan, beliau tidak memerintahkan kami, tidakpula melarang kami dan tidak mengambil perjanjian dari kami di sisi beliau”. (HR. Muslim)
Dalil-dalil ini menunjukkan bahwa puasa asyura awal kali disyariatkan ketika beliau tiba pertama kali di kota Madinah. Adapun sebab asal pensyari’atannya yaitu karena pada hari itu Allah Ta’ala menyelamatkan Nabi Musa ‘alaihissalam dari musuhnya sebagaimana dalam hadits ‘Abdullah bin ‘Abbas di atas, jadi bukan karena mengikuti agamanya orang-orang Yahudi. Lihat Nailul Author (4/288)
2. Hukumnya.
Nampak jelas dari hadits-hadits di atas dan juga dari hadits-hadits yang lain yang semakna dengannya bahwa dulunya hukum puasa hari ‘Asyuro` adalah wajib karena Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam memerintahkannya sebagaimana dalam hadits Ibnu ‘Abbas di atas. Akan tetapi setelah turunnya kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan maka hukum wajib ini dimansukh (terhapus) menjadi sunnah sebagaimana yang ditunjukkan oleh hadits Aisyah radhiallahu ‘anha.
Imam An-Nawawi rahimahullah berkata dalam Syarh Muslim (8/6), “Para ulama telah bersepakat bahwa puasa pada hari ‘Asyuro` hukumnya sekarang (yaitu ketika telah diwajibkannya puasa Ramadhan) adalah sunnah dan bukan wajib”. Dan ijma’ akan hal ini juga telah dinukil oleh Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah sebagaimana dalam Fathul Bary (2/246)
3. Keutamaannya.
Ada beberapa hadits yang menunjukkan keutamaan berpuasa pada hari ‘Asyuro`, berikut di antaranya :
a. Hadits Abu Qotadah Al-Harits bin Rib’iy radhiallahu ‘anhu, beliau berkata, “Sesungguhnya Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya tentang puasa hari ‘Arafah, maka beliau menjawab : “Menghapuskan (dosa-dosa) setahun yang lalu dan (setahun) yang akan datang”, dan beliau ditanya tentang puasa hari ‘Asyuro` maka beliau menjawab : “Menghapuskan (dosa-dosa) setahun yang lalu”. (HR. Muslim)
b. Hadits ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma beliau berkata, “Saya tidak pernah melihat Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam sangat bersungguh-sungguh berpuasa pada suatu hari yang dia lebih utamakan daripada selainnya kecuali pada hari ini hari ‘Asyuro` dan bulan ini yaitu bulan Ramadhan“. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
c. Hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu secara marfu’, “Puasa yang paling afdhol setelah Ramadhan adalah (puasa) pada bulan Allah Muharram dan sholat yang paling afdhol setelah sholat wajib adalah sholat lail”. (HR. Muslim)
4. Orang yang telah makan sedang dia lupa atau tidak tahu bahwa hari itu adalah hari asyuro, apa yang dia lakukan ?
Masalah ini hukumnya sebagaimana yang dikatakan oleh Imam An-Nawawi dalam Syarh Muslim (8/19), “Bab : Barangsiapa yang sudah makan pada hari ‘Asyuro` maka hendaknya dia menahan (berpuasa) pada sisa harinya”.
Ada dua dalil yang menunjukkan akan hal ini :
a. Hadits Salamah ibnul Akwa’ radhiallahu ‘anhu dia berkata, “Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan seorang lelaki dari Bani Aslam agar mengumumkan kepada manusia bahwa barangsiapa yang yang sudah makan maka hendaknya dia berpuasa pada sisa harinya dan barangsiapa yang belum makan maka hendaknya dia berpuasa, karena hari ini adalah hari ‘Asyuro`”. (HR.Al- Bukhari dan Muslim)
b. Hadits Ar-Rubayyi’ bintu Mu’awwidz radhiallahu ‘anha dia berkata, “Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam mengutus (utusan) kepada desa-desa Anshor pada subuh hari ‘Asyuro` (untuk menyerukan) : “Barangsiapa yang masuk di waktu subuh dalam keadaan berbuka (telah makan) maka hendaknya dia sempurnakan sisa harinya (dengan berpuasa) dan barangsiapa yang masuk di waktu subuh dalam keadaan berpuasa maka hendaknya dia berpuasa”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
5. Kapankah Hari ‘Asyuro` Itu?
Terdapat perselisihan pendapat di kalangan ulama dalam masalah penentuannya, dan pendapat yang paling kuat adalah bahwa hari asyura itu jatuh pada tanggal 10 Muharram. Ini adalah pendapat Said ibnul Musayyab, Al-Hasan Al-Bashri, Imam Malik, Imam Ahmad, Ishaq bin Rahawaih dan ini merupakan pendapat jamahir (mayoritas) ulama terdahulu dan belakangan.
Hal ini berdasarkan hadits Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma dia berkata, “Tatkala Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam berpuasa pada hari ‘Asyuro` dan beliau memerintahkan (manusia) untuk berpuasa, mereka berkata : “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani”, maka Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam bersabda : “Jika tahun depan (saya masih hidup) insya Allah, maka kita akan berpuasa pada hari kesembilan”. (Ibnu ‘Abbas) berkata : Maka tahun depan belum datang sampai Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam wafat”. (HR. Muslim)
Dalam riwayat lain, “Jika saya masih hidup sampai tahun depan maka (Demi Allah) sungguh betul-betul saya akan berpuasa pada hari kesembilan”.
Berkata Imam An-Nawawy rahimahullah dalam Syarh Muslim (8/18), “Maka ini jelas menunjukkan bahwa dulu beliau Shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam berpuasa pada tanggal 10 (Muharram) bukan tanggal 9”. Dan ini juga merupakan pendapat yang dikuatkan oleh Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah.
Hal ini lebih dipertegas oleh perkataan Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, “Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam memerintahkan untuk berpuasa pada hari ‘Asyuro`, hari kesepuluh”. (HR. At-Tirmizi dan dishohihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmizi (1/399 no. 755))
Faedah:
Disunnahkan pula untuk berpuasa pada tanggal 9 Muharram karena Nabi Shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam berpuasa pada tanggal 10 dan berniat untuk berpuasa pada tanggal 9 tahun depannya sebagaimana dalam hadits Ibnu ‘Abbas di atas, ini adalah pendapat Imam Asy-Syafi’iy, Ahmad, Ishaq dan lain-lainnya. Hal ini juga berdasarkan ucapan Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, “Selisihilah orang-orang Yahudi, berpuasalah pada hari ke 9 dan ke 10”. (Riwayat Abdurrozzaq (4/287) dan Al-Baihaqi (4/287))
Wallahu a’lam bish showab.


sumber :
http://al-atsariyyah.com/hukum-hukum-seputar-puasa-muharram.html

Selasa, 16 Oktober 2012

achmad



Keterangan Pers
Rencana Baru Amerika untuk Mengaborsi Revolusi Suria
Melalui Tangan-tangan Turki Antek

Menteri luar negeri Turki Ahmed Davutoglu dalam wawancara televisi Sabtu sore 7 Oktober 2012 menilai wakil presiden Suria Farouk al-Sharaa sebagai “orang yang memiliki akal sehat dan memiliki hati nurani, dan dia tidak terlibat dalam pembantaian di Suriah. Tidak ada seorang pun selain dia yang lebih mengetahui rezim di Suriah.” Kemudian dia berkata: “oposisi Suriah cenderung menerima al-Sharaa’ untuk memimpin tahapan transisi”. Sebelumnya media-media massa mengutip tawaran-tawaran Amerika secara rinci yang menyerukan dipertahankannya sendi-sendi rezim penjahat dengan dinas-dinas represif dan penindas, dan umurnya diperbarui melalui perubahan formalistik kepala rezim (Presiden).
Kita tidak lupa bahwa Liga Arab dahulu pada Januari lalu telah menyodorkan rencana rekonsiliasi krisis Suria menyerupai skenario model Yaman. Liga Arab menyeru presiden Suria untuk menyerahkan kewenangan dan kekuasaan kepada wakilnya, supaya ia memulai dialog dengan oposisi. Akan tetapi rezim Suria menolak rencana itu.
Perkara tersebut telah tampak telanjang. Ini adalah konspirasi di tengah siang bolong. Konspirasi ini tidak akan luput dari setiap orang yang punya akal. Yang merencanakan masalah ini dalam usulan pertamanya oleh Liga Arab, kemudian usulan kedua melalui pernyataan Oglu, tidak lain adalah pihak yang sama yang memerintah dan melarang para antek itu, yaitu pemerintah Amerika bukan yang lain. Pemerintah Amerika jugalah yang telah mempromosikan inisiatif Jenewa yang menyerukan rekonsiliasi politik atas dasar pendirian pemerintahan gabungan antara algojo dan korban yang bahkan tidak mensyaratkan dijauhkannya penjahat Asad dari kekuasaan. Kita telah mendengar permintaan Ban Ki Moon kepada jagal Syam agar sedikit berlaku “lembut” kepada rakyatnya!!! Kapan seekor serigala bersikap lembut kepada korbannya?? Hingga Erdogan sendiri yang telah berbicara berbusa-busa dan berjanji tidak akan mentolerir terjadinya Hamma kedua, ternyata dia menjilat kembali pernyataan-pernyataannya, kemudian untuk menjaga mukanya ia meluncurkan beberapa artileri untuk membalas mortir yang ditembakkan oleh shahiha-nya Asad ke beberapa daerah Turki!!!
Bagaimana mungkin setelah bumi Syam yang tercinta mempersembahkan semua pengorbanan dan penderitaan berupa para syuhada’, orang-orang terluka, orang-orang yang menderita dan para pengungsi, bagaimana mungkin orang yang berakal sehat bisa rela memberi kesempatan kepada Amerika melalui kaki tangannya di Turki, untuk membentuk kembali rezim Suriah dengan mempertahankan rezim Ba’ats penjahat seperti sedia kala dengan segenap dinas, instansi, pasukan dan sistemnya?! Dengan disertai perubahan personel dan wajah, dengan dalih bahwa person-person rezim pengganti “tidak turut serta dalam pembantaian”?! Sungguh itu benar-benar merupakan dalih murahan yang tidak layak meski sekedar untuk didiskusikan.
Wahai orang-orang yang melakukan revolusi:
Hati-hati dan waspadalah! Ini dia antek Amerika di kawasan, Oglu, tampil berbicara mengatas-namakan Anda. Ia berkata: “oposisi Suria cenderung menerima al-Sharaa untuk memimpin tahapan transisi.” Jika yang dia maksudkan adalah Anda, maka dia itu adalah orang yang melakukan konspirasi yang ingin menjerumuskan Anda ke dalam rencana jahat yang melanggengkan Anda dalam pertempuran dan situasi yang membuat para wanita Anda menjadi janda, tanpa ada perubahan sedikitpun … dan jika yang dia maksudkan adalah Dewan Nasional, maka Dewan ini bukan bagian dari Anda. Pihak yang mendirikan Dewan itu adalah Amerika. Keinginan mereka tidak lain adalah melaksanakan rencana-rencana Amerika dalam mengaborsi revolusi Anda dan merealisasi negara sipil yang tunduk kepada Amerika, meminggirkan agama Anda yang lurus dari urusan apapun diantara urusan dunia dan akhirat Anda!
Siapa saja yang beranggapan bahwa Amerika menginginkan kebaikan di dalam revolusi Anda maka hendaknya dia segera sadar diri sebelum terlambat. Perdana Menteri Erdogan telah membuat kita kenyang dengan ucapannya. Dia menawarkan kepada Anda untuk menerima rezim penjahat ini seperti sedia kala, dengan seluruh kejahatan dan kebrutalannya! Dan dengan disertai penggantian deskriptif yang menjaga rezim penjahat dengan disertai pemaafan terhadap presiden rezim jagal Damaskus, berdasarkan apa yang sudah berlagsung di Yaman!
Wahai orang-orang yang melakukan revolusi di negeri Syam:
Anda harus menyatukan segenap upaya Anda dan waspada terhadap konspirasi musuh-musuh dari sekeliling Anda. Anda harus bertawakal kepada Allah dengan menjadikan revolusi Anda menjadi revolusi yang ikhlas untuk Allah SWT, tidak disekutui oleh siapapun. Di dalamnya tidak ada bagian sedikit pun untuk barat. Potonglah tangan-tangan barat dari sekeliling Anda. Campakkan barat dan alat-alat lokalnya yang memiliki nama yang sama dengan kita, dan berasal dari generasi kita. Akan tetapi mereka mempromosikan racun barat penjajah, terutama Amerika yang melindungi rezim bapak dan anak di Suriah. Menjungkalkan rezim itu bukan berarti menggulingkan kepala rezim saja akan tetapi adalah dengan mencabut rezim itu dari akarnya hingga ujung daunnya.
Berjuanglah sungguh-sungguh dan dengan penuh kesungguhan bersama Hizbut Tahrir untuk menegakkan agama Allah di tengah Anda dengan mewujudkan daulah Islam, daulah al-Khilafah ar-Rasyidah … Tidak ada yang menyelamatkan kami dan Anda kecuali Allah. Tidak ada kemuliaan untuk kami dan Anda kecuali dengan agama-Nya. Tidak ada keamanan kecuali dengan Daulah Islam yang akan melindungi kehormatan, darah dan harta kita serta membuat Rabb kita ridha kepada kita.
[ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ]
Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya. (TQS al-Anfal [8]: 30)

Utsman Bakhasy
Direktur Maktab I’lami Pusat
Hizbut Tahrir